Dari Abu Bakar ash-
Shiddiq RA, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang (muslim) melakukan
suatu perbuatan
dosa, lalu dia bersuci
– dalam riwayat lain: berwudhu dengan
baik,kemudian melaksanakan shalat
– dalam riwayat lain: dua rakaat –,lalu meminta ampun
kepada Allah,
melainkan Allah akan
mengampuni
(dosa)nya”. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat (yang artinya), “Dan (juga) orang-orang
yang apabila
mengerjakan
perbuatan keji atau
menganiaya diri
sendiri mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun
terhadap dosa-dosa
mereka, dan siapa
lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah,
dan mereka tidak
meneruskan
perbuatan kejinya itu,
sedang mereka
mengatahui” (QS. Ali ‘Imraan:135).
”Hadits yang agung ini
menunjukkan
keutamaan shalat
dua rakaat ketika
seorang bertaubat
dari perbuatan dosa dan janji
pengampunan dosa
dari Allah Ta’ala bagi yang melakukan
shalat tersebut.
Beberapa faidah
penting yang dapat
kita petik dari hadits
ini:
-Agungnya rahmat
dan kasih sayang
Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya,
karena Dia
mensyariatkan bagi
mereka cara untuk
membersihkan diri
dari buruknya perbuatan dosa yang
telah mereka lakukan. - Wajib bagi seorang
muslim untuk selalu
bertakwa kepada
Allah Ta’ala, merasakan
pengawasan-Nya, dan
berusaha untuk
menghindari
perbuatan maksiat
semaksimal mungkin.Kalau dia terjerumus
ke dalam dosa maka
hendaknya dia segera
bertaubat dan
kembali kepada Allah
, agar Dia mengampuni dosanya,
sebagaimana janji-Nya
dalam firman-Nya: “Sesungguhnya taubat di sisi Allah
hanyalah bagi orang-
orang yang
mengerjakan
kejahatan lantaran
kejahilan, yang kemudian mereka
bertaubat dengan
segera, maka mereka
itulah yang diterima
Allah taubatnya; dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana” (QS an- Nisaa’:17).
- Yang dimaksud
dengan “meminta ampun kepada Allah” dalam hadits ini
adalah bertaubat
dengan sungguh-
sungguh yang disertai
sikap penyesalan atas
perbuatan tersebut,menjauhkan diri dari
dosa tersebut dengan
meninggalkansebab-
sebabnya, serta
tekad yang bulat
untuk tidak mengulanginya
selamanya, dan jika
dosa tersebut
berhubungan dengan
hak orang lain maka
segera dia menyelesaikannya.
Imam Ibnu Hajar
berkata, “Meminta ampun kepada Allah
(hanya) dengan lisan,
tapi masih tetap
mengerjakan dosa
(dengan anggota
badan) adalah seperti bermain-main (dalam
bertaubat)
-Sahabat yang mulia
Abdullah bin Mas’ud RA berkata,
“Sesungguhnya orang yang beriman
memandang dosanya
seperti dia sedang
berada di bawah
sebuah gunung
(besar) yang dia takut gunung
tersebut akan
menimpa (dan
membinasakan)nya,
sedangkan orang
yang fajir (rusak imannya) memandang
dosanya seperti
seekor lalat yang
lewat di (depan)
hidungnya kemudian
di halaunya dengan tangannya
(dinggapnya remeh
dan kecil)
Shiddiq RA, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang (muslim) melakukan
suatu perbuatan
dosa, lalu dia bersuci
– dalam riwayat lain: berwudhu dengan
baik,kemudian melaksanakan shalat
– dalam riwayat lain: dua rakaat –,lalu meminta ampun
kepada Allah,
melainkan Allah akan
mengampuni
(dosa)nya”. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat (yang artinya), “Dan (juga) orang-orang
yang apabila
mengerjakan
perbuatan keji atau
menganiaya diri
sendiri mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun
terhadap dosa-dosa
mereka, dan siapa
lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah,
dan mereka tidak
meneruskan
perbuatan kejinya itu,
sedang mereka
mengatahui” (QS. Ali ‘Imraan:135).
”Hadits yang agung ini
menunjukkan
keutamaan shalat
dua rakaat ketika
seorang bertaubat
dari perbuatan dosa dan janji
pengampunan dosa
dari Allah Ta’ala bagi yang melakukan
shalat tersebut.
Beberapa faidah
penting yang dapat
kita petik dari hadits
ini:
-Agungnya rahmat
dan kasih sayang
Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya,
karena Dia
mensyariatkan bagi
mereka cara untuk
membersihkan diri
dari buruknya perbuatan dosa yang
telah mereka lakukan. - Wajib bagi seorang
muslim untuk selalu
bertakwa kepada
Allah Ta’ala, merasakan
pengawasan-Nya, dan
berusaha untuk
menghindari
perbuatan maksiat
semaksimal mungkin.Kalau dia terjerumus
ke dalam dosa maka
hendaknya dia segera
bertaubat dan
kembali kepada Allah
, agar Dia mengampuni dosanya,
sebagaimana janji-Nya
dalam firman-Nya: “Sesungguhnya taubat di sisi Allah
hanyalah bagi orang-
orang yang
mengerjakan
kejahatan lantaran
kejahilan, yang kemudian mereka
bertaubat dengan
segera, maka mereka
itulah yang diterima
Allah taubatnya; dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana” (QS an- Nisaa’:17).
- Yang dimaksud
dengan “meminta ampun kepada Allah” dalam hadits ini
adalah bertaubat
dengan sungguh-
sungguh yang disertai
sikap penyesalan atas
perbuatan tersebut,menjauhkan diri dari
dosa tersebut dengan
meninggalkansebab-
sebabnya, serta
tekad yang bulat
untuk tidak mengulanginya
selamanya, dan jika
dosa tersebut
berhubungan dengan
hak orang lain maka
segera dia menyelesaikannya.
Imam Ibnu Hajar
berkata, “Meminta ampun kepada Allah
(hanya) dengan lisan,
tapi masih tetap
mengerjakan dosa
(dengan anggota
badan) adalah seperti bermain-main (dalam
bertaubat)
-Sahabat yang mulia
Abdullah bin Mas’ud RA berkata,
“Sesungguhnya orang yang beriman
memandang dosanya
seperti dia sedang
berada di bawah
sebuah gunung
(besar) yang dia takut gunung
tersebut akan
menimpa (dan
membinasakan)nya,
sedangkan orang
yang fajir (rusak imannya) memandang
dosanya seperti
seekor lalat yang
lewat di (depan)
hidungnya kemudian
di halaunya dengan tangannya
(dinggapnya remeh
dan kecil)
Title : SHALAT TAUBAT!
Description : Dari Abu Bakar ash- Shiddiq RA, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang (mus...
Description : Dari Abu Bakar ash- Shiddiq RA, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang (mus...
0 Response to "SHALAT TAUBAT!"
Posting Komentar