اِنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ . نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمً
Alhamdulillah Allah subhanahu wa ta’ala telah gerakkan usaha kita dengan taat dan musyawarah. Saat ini umat telah kehilangan sifat taat, padahal Allah subhanahu wa ta’ala telah sembunyikan hidayah dibalik ketaatan. Mulai saat ini hendaknya hidup kita didasari pada ketaatan dan musyawarah.
Syaikh Muhammad Yunus mengatakan bahwa usaha kita ini, yaitu Usaha Dakwah dan Tabligh saat ini telah sampai pada suatu level, di mana seseorang mendukung atau tidak mendukung, tidak akan mempengaruhi usaha da’wah ini. Justru orang-orang dalam ambil bagian dalam usaha da’wah itu sendiri yang bisa menambah atau mengurangi pengorbanannya. Orang yang istiqamah dengan pengorbanan dalam usaha dakwah maka dia akan terpilih untuk selalu berada dalam hidayah Allah, sedangkan yang tidak bisa istiqamah bahkan kurang berkorban dalam usaha dakwah, maka boleh jadi dia bisa terlempar dari usaha dakwah. Naudzubillah min dzalik. Maulana Sa’ad katakan “Seseorang tidak bisa mempengaruhi orang lain tapi besar dan kemalasan pengorbanan dia dalam usaha dakwah yang akan mempengaruhi dirinya sendiri”.
Maulana Yusuf katakan “Oleh karena itu setiap 2 tahun sekali kami minta dari setiap Negara untuk datang ke Nizamuddin”. Orang-orang bertanya “mengapa tidak dikirim email atau surat apabila ada arahan lagi ?”, maka beliau katakan “agar kalian tidak bekerja sesuai dengan pemikiran kalian sendiri tidak sesuai dengan arahan musyawarah.”
Maulana Yusuf katakan “hendaknya ada 3 sifat dalam diri kita, 1. Kesatuan hati,
2. Kesatuan fikir,
3. Cara yang betul.
Karena dengan 3 sifat itu akan ada pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala, dan hendaknya Da’i mempunyai :
1. Ada pengorbanan atas diri, harta dan waktu,
2. Menangis dan berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala
Hendaknya Da’i memikirkan dan mengusahakan kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kehendak Allah subhanahu wa ta’ala. Allah subhanahu wa ta’ala hantar para Nabi dan Allah subhanahu wa ta’alatidak berikan secara material. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallamsejak bayi telah ditinggal Ayahnya dan Ibunya, bahkan kakeknya yang merawatnya pun beberapa tahun kemudian wafat.
Belajar dari sejarah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallamagar kita tahu apa yang dibutuhkan dalam usaha da’wah ini. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikah dengan Khadijah radhiyallahu ‘anha yang merupakan wanita kaya, sebenarnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bisa hidup menjadi orang kaya seperti lainnya, tapi setelah diangkat nabi dan rasul semua hartanya diinfakkan untuk kepentingan agama. Kehidupan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam setelah baligh (sebelum diangkat menjadi Nabi) maka Rasulullah telah mengetahui apa yang dikerjakan di sekitar ka’bah misal Zina di dalam Ka’bah, thowaf telanjang, mabuk, judi dan lain-lain, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun saat itu memikirkannya.
Rasulullah pun pernah mengumpulkan 40 orang tentang masalah ini tapi dari 40 orang ini tak punya risau sama sekali. Maka Rasulullah menyendiri di Gua Hira’ bertahannut (menyepi diri dengan tafakkur dan tadabbur) selama 40 hari, berdo’a dan memikirkan masalah ini sehingga Khadijah radhiyallahu ‘anha mengirimkan makanan ke Gua Hira’, dan tak satupun orang yang ikut. Jadi kita tahu bagaimana Rasulullah mulai usaha da’wah ini. Setelah diangkat menjadi Rasul, dari 40 orang hanya satu yang ikut Rasulullah untuk jalankan usaha da’wah.
Ketika itu dalam Gua Hira’ datang malaikat Jibril ‘alaihis salam dengan bentuk aslinya yang mana sayapnya sangat besar dan luas, dan tubuh yang sangat besar dan tinggi. Dan Rasulullah ketika itu pun ketakutan, tapi Allah subhanahu wa ta’ala berikan ketenangan dan Jibril pun memerintahkan Iqro’ 3x dan didekap dengan badan sebesar itu. Maka kata Masyaikh dalam membaca hadits hendaknya dibaca 3 x.
Itulah langkah pertama Allah subhanahu wa ta’alamulai jalankan usaha da’wah ini dan Rasulullah pun pulang ketakutan dan bertemu istrinya dan diberikan hidayah untuk masuk islam. Maka kita singkirkan pikiran kita bahwa untuk jalankan ini usaha butuh kekayaan, pemerintahan, jumlah yang banyak dan lainnya, tapi hendaknya kita pikir usaha ini dapat jalan hanya dengan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala. Yang pertama Rasulullah pun habiskan kekayaannyasampai habis hingga wafat tanpa apapun.
Selama umat ini merasa tidak memiliki kekuatan apapun maka Allah subhanahu wa ta’ala akan berikan kekuatan dan keselamatan, seperti angka nol (0) yang tidak ada nilainya kecuali apabila ditambah angka (1), maka akan menjadi bernilai yaitu 10. Apabila semua yang hadir di sini merasa menjadi nol, yaitu merasa tidak ada kemampuan apa-apa, tetapi melaksanakan usaha dakwah dengan penuh keyakinan karena dakwah ini diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah akan memberikan kekuatan dan sudah cukup untuk dakwah ke seluruh dunia. Setelah diangkat menjadi Rasul, Rasulullah berkata kepada istrinya,mulai saat ini tidak ada istirahat lagi. Apabila umat ini tidak sanggup meninggalkan ketenangan atau waktu istirahatnya, maka Allah tidak akan turunkan angin hidayah.
Dikatakan Masyaikh apabila semua orang di dunia ini keluar 4 bulan tidak akan bisa menghilangkan kebatilan, dan baru bisa menghancurkan kebatilan apabila perasaan yang ada dalam hati, kita korbankan karena Allah. Saat ini kita belum bisa hancurkan kebatilan yang ada dalam hati kita, karena kita belum bersungguh-sungguh mengorbankan diri, waktu dan perasaan di jalan Allah.
Bagaimana Rasulullah mulai usaha da’wah ini, dimulai dari keluarga yaitu Rasulullah habiskan semua hartanya, dan harta keluarganya sehingga anak-anak beliau menangis, Khadijah radhiyallahu ‘anhamenangis, tapi bukan karena harta habis, tetapi karena anak-anaknya menangis (mubayin mau menangis). Mubayin bertanya,”apakah ada yang bisa menghancurkan kekuatan Allah ?” jawab hadirin, “Tidaaak”, lalu beliau berkata “lalu mengapa kalian takut lakukan pengorbanan?” Sebagaimana tidak ada yang bisa hancurkan kekuatan Allah, maka begitu juga tidak ada yang bisa hancurkan yang ikut dalam usaha da’wah.
Maka orang kafir pun memutuskan hubungan dengan umat islam dan menuliskannya di depan ka’bah, bahwa kami (orang kafir) putus hubungan dengan Muhammad dan pengikutnya, tapi Rasulullah katakan kepada pamannya hendaknya dituliskan Allah dan RasulNya saja. Laa ilaaha illallaah Muhammadur rasuulullaah, jadi nama Nabi berada di tengah-tengah Allah, sehingga tidak ada satupun kekuatan yang dapat menghancurkan Rasulullah. Orang yang hidup mencontoh kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka tidak ada satu kekuatan batil pun yang akan menghancurkan kita, maka perlu kita hidupkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu 3 perkara Siroh (bentuk nabi), Suroh (Kehidupan nabi) dan Syariroh (fikir dan risau nabi). Alhamdulillah suroh dan siroh sudah sedikit demi sedikit kita mulai mencontoh nabi, tapi dalam syariroh kita masih jauh, kita masih ada pikir bagaimana ikut usaha da’wah tapi tidak rugi perdagangan kita, biar tidak hilang dunia kita dan lain-lain.
Usaha Dakwah dan Tabligh ini adalah usahanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka harus dengan cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Jangan sampai kita ingin buat usaha Dakwah dan Tabligh ini, tapi ingin hidup seperti orang kafir. Kita harus korban seperti korbannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ini tidak hanya Rasulullah saja yang berkorban tapi juga seluruh sahabat beliau. Dalam peperangan khaibar 3 bulan Rasulullah dalam rumah tidak nyala api. Mubayin bertanya, “Coba kita buktikan sekarang,orang islam mana yang ada yang 3 bulan tidak nyala api dapurnya?” hadirin menjawab, “Tidak”, beliau lanjutkan lalu mengapa takut jalankan usaha da’wah.
Sampai di Madinah, masjid Nabawi 9 tahun tidak nyala lampu, lalu bagaimana kehidupan Rasulullahdan para sahabat. Rasulullah dan sahabat susah payah semua dalam rangka untuk agama Allah dan itu selama 23 tahun,tidak 40 hari atau 4 bulan. Maka sampai akhir hayat pun di rumah Rasulullah pun tidak ada lampu yang menyala. Maka orang pun bertanya kepada A’isyah radhiyallahu ‘anha tentang hal itu, dijawab kalauseandainya ada minyak samin di rumah kami,maka kami pasti akan meminumnyakarena kelaparan.
Pengorbanan untuk agama Allah bukan sekedar 40 hari atau 4 bulan, tapi semua yang kita punya kita korbankan. Bagaimana selepas 13 tahun buat usaha da’wah, kehidupan Rasulullah dan para sahabat semua telah sempurnakan pengorbanan, baru tahun ke 2 Hijrah(perang badar) Allah berikan pertolongan. Pertolongan ketika itu Allah turunkan malaikat, maka bagaimana pengorbanan kita untuk agama ini? Sedangkan sahabat selama 13 tahun telah korbankan seluruhnya untuk agama ini.
(Mubayin dengan nada menangis) beliau menyampaikan. Pada peperangan khaibar mendapatkan ghanimah, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membagi semuanya kepada umat islam dan saat itu istri Rasulullah menunggu untuk mendapatkan makanan, minuman, minyak dan lainnya, tetapi Rasulullah kembali dengan tangan kosong dan ketika itu istri Rasulullah bertanya tentang hal itu maka Rasul katakan saya dikirim ke dunia ini bukan untuk hidupkan dapur keluargaku tapi dapur semua umat islam. Maka kalau kita tidak ikut cara Rasulullah, maka sulit untuk mendatangkan hidayah dari Allah.
(Mubayin Menangis) Oleh karena itu setelah membentuk jamaah para sahabat diteruskan oleh tabi’in dan selanjutnya diteruskan oleh tabi’-tabi’in, bahkan 2 abad berjalan maka muncul ulama-ulama, seperti di kota Bukhoro yang melahirkan Imam Bukhari yang mana orang alim saat ini kalau belum ngaji kitab Bukhari belum disebut alim. Namun karena usaha Dakwah dan Tabligh ini ditinggalkan oleh ummat berikutnya secara ijtima’i kemudian secara berangsur-angsur kesuksesan yang diraih oleh ummat Islam terdahulu semakin menurun, sehingga orang sudah tidak mengenal lagi ketinggian usaha Dakwah dan Tabligh yang dibuat oleh Rasulullah dan para sahabat.
Beberapa tahun yang lalu (30 - 35 tahun), jamaah dikirim ke Bukhoro (sekarang ada di wilayah Rusia), jamaah bertemu dengan seorang nenek. Nenek ketika itu melihat jamaah berpikir bahwa jamaah ini adalah orang islam dilihat dari penampilannya berjubah dan bersurban. Nenek itu pun bertanya apakah jamaah bawa Al Quran, ketika itu jamaah tidak membawa Al Quran, karena ditinggal di Masjid. Lalu nenek itu pun minta supaya besok dibawakan Al Quran ke rumahnya. Besoknya jamaah datang ke rumahnya dan ternyata nenek itu telah menunggu di depan pintu. Jamaah dipersilakan masuk dan langsung nenek meminta untuk diperlihatkan Al Quran. Setelah jamaah memberikan Al Quran kepada nenek tersebut, nenek itu menangis karena diberikan kesempatan untuk melihat Al Quran selama masih hidup dan bahkan dia berjanji barang siapa yang memperlihatkan Al Quran kepadanya,maka dia akan memberikan kotak yang berisi seluruh perhiasan dia. Lalu diambillah kotak tersebut untuk diberikan kepada jamaah.
Demikianlah, apabila usaha Da’wah dan Tabligh ditinggalkan secara ijtima’i, di kota Bukhoro dulu yang keluar ulama’-ulama’ tapi sekarang untuk melihat Al Quran saja sulit.
Hendaknya kita merasa kasihan kepada seluruh ummat, binatang saja kalau ada yang jatuh ke api, orang kafir pun ingin menyelamatkannnya, lalu bagaimana kalau manusia yang jatuh ke api neraka. Apakah ada pikir lain dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali untuk berfikir dan berupaya menyelamatkan ummat ini dari api neraka.
Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala telah berikan taufiq kepada Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih untuk memikirkan ummat ini, ia pergi haji ke Baitullah menangis merisaukan ummat ini dan berdo’a kepada Allah agar diberikan solusinya. Setelah pulang dari haji beliau terus menangis dan berdo’a seperti itu juga, berhari-hari dalam keadaan seperti itu hingga istrinya bertanya, “wahai suamiku ada apa? Kenapa engkau menangis seperti ini ?” Jawab beliau, kalau saja ada dua orang yang menangis, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan turunkan hidayah. Akhirnya keduanya sering menangis dan untuk kedua kalinya beliau pergi haji dan terus berdo’a,sehingga mendengar suara kembalilah dan kerjakan usaha Dakwah dan Tabligh ini. Beliau bertanya kepada ulama’-ulama’ di Madinah, bagaimana ini saya tidak sanggup jalankan usaha ini.Kata ulama’ di Madinah, “jalankanlah usaha itu karena bukan kamu yang akan menjalankannya tetapi Allah yang akan memberi kekuatan untuk jalankan usaha itu sehingga usaha kamu diterima.”
Sesampainya beliau di rumah, semua kekayaan yang beliau miliki dikorbankan dan istrinya pun diceritakan tentang pengorbanan Fatimah radhiyallahu ‘anha, Khadijah radhiyallahu ‘anha dan sahabiyah-sahabiyah lainnya radhiyallahu ‘anhum, sehingga istri beliau pun menyerahkan seluruh hartanya dan mulailah usaha ini tersebar sampai ke seluruh dunia.
Lihatlah betapa dengan 1 orang saja buat usaha Dakwah dan tabligh dengan pengorbanan, bisa buat perubahan di seluruh dunia, maka apabila 10 orang saja di Indonesia atau di P jawa atau di Madura ini buat pengorbanan yang sama, maka akan cukup untuk merubah dunia ini.
Allah subhanahu wa ta’ala letakkan pondasi usaha ini mulai dari Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yaitu pengorbanan Nabi Ibrahim, Nabi Ismail ‘alaihis salam dan Siti Hajar hingga dapat berdiri Baitullah. Asbab pengorbanan mereka, kita lihat bagaimana banyak orang sampai saat ini berkunjung ke Ka’bah. Sama juga dengan pengorbanan Rasulullah dan sahabat dalam perang Tabuk, dimana saat itu harus meninggalkan kurma yang akan panen, maka asbab pengorbanan mereka, saat ini orang pergi haji akan pulang dengan membeli kurma Madinah. Begitu juga dengan pengorbanan Maulana Ilyas yang membuat jamaah dengan kekurangan makanan, sehingga saat ini jamaah pun tidak pernah kelaparan lagi.
Sekarang jangan lihat dulu korban Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, tapi lihat bagaimana Maulana Ilyas rahmatullah ‘alaih yang mana beliau korbankan hartanya hingga kelaparan, sehingga saat ini ribuan orang datang ke rumahnya dapat makan terus. Mubayin bertanya, “Darimana ini?”,jawab hadirin, “dari khasanah Allah”, mubayin melanjutkan, “lalu apakah khasanah Allah hanya untuk rumah beliau ?”, jawab hadirin, “tidak”,lanjut beliau lagi, ”lalu mengapa kalian takut berkorban.”
Mubayin bercerita tentang permisalan datangnya rejeki Allah, kita mengangap saat ini apabila kita memasang kran seperti perdagangan, kantor, pertaniaan adalah tempat untuk mengalirkan rejeki, namun jawab beliau sesungguhnya kita ini mempersempit aliran rejeki dari Allah. Maka kalau kita tidak meninggalkan ini kran-kran maka rizki Allah akan sulit mengalir. Di kubur akan ditanya siapa Tuhanmu, kalau kita tidak melepas itu kran makan akan susah untuk menjawab. Kita akan menjawab toko yang memelihara saya, anak akan menjawab bapak yang memelihara saya, istri akan menjawab suamiku yang memelihara saya.
Oleh karena itu semua siap untuk melepas kran????
Diawali dengan korban selama 4 bulan ,…. Insya Allah. (Tasykil).
Santri hafidz di pakistan masjid babus salam multan city 10 des 2011 — Tarzim oleh : USTADZ Hafiz Muhamad Al Hadromi
Title : 214. BAYAN MAGHRIB MAHASISWA NIZAMUDDIN 1 UNIVERSITAS AL AZHAR
Description : اِنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ . نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْ...
Description : اِنَّ الْحَمْدَ لِلّهِ . نَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْ...
0 Response to "214. BAYAN MAGHRIB MAHASISWA NIZAMUDDIN 1 UNIVERSITAS AL AZHAR "
Posting Komentar